Tim Penyidik KPK Sita Uang Rp 48,5 Miliar Tersangka Kasus Tipikor Bupati Labuhan Batu Nonaktif Erik Adtrada Ritonga

"Tersangka Bupati Labuhan Batu nonaktif, Erik Adtrada Ritonga (EAR) dan kawan-kawan terkait kasus perkara dugaan Tipikor"

Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menyita uang senilai Rp 48,5 miliar yang tersebar dalam beberapa rekening dan juga dalam bentuk tunai yang diduga terkait kasus perkara dugaan 'Tindak pidana korupsi' (Tipikor) dengan tersangka Bupati Labuhan Batu nonaktif, Erik Adtrada Ritonga (EAR).

"Tim penyidik kembali melakukan penyitaan berupa uang tunai dan uang yang tersimpan dalam rekening bank dengan jumlah Rp 48,5 miliar yang berasal dari para pihak yang menjadi orang kepercayaan tersangka EAR," kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, Senin (29/04/24) di Jakarta.

Lebih lanjut Ali Fikri menyampaikan, bahwa salah satu rekening tersebut atas nama Erik Adtrada Ritonga, namun dirinya tidak menjelaskan lebih detail soal jumlah uang yang ditemukan dalam rekening tersebut.

Dan tim penyidik selanjutnya langsung melakukan pemblokiran sekaligus penyitaan terhadap akun rekening bank dimaksud dengan berkoordinasi pada pihak bank terkait.

Adapun penyitaan uang tersebut dilakukan untuk dalam rangka melengkapi berkas penyidikan dugaan penerimaan suap yang dilakukan tersangka EAR dan kawan-kawan.

"Diharapkan sitaan uang ini nantinya diputus majelis hakim Pengadilan Tipikor agar dirampas untuk negara dalam rangka asset recovery," kata Ali menjelaskan.

Diketahui sebelumnya, bahwa Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Jumat, 12 Januari 2024 telah mengumumkan penetapan tersangka dan penahanan Bupati Labuhan Batu Erik Adtrada Ritonga dalam kasus dugaan suap pengadaan barang dan jasa di lingkup Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara.

Selain Erik, penyidik KPK juga menetapkan tiga orang lainnya sebagai tersangka, yakni anggota DPRD Kabupaten Labuhan Batu Rudi Syahputra Ritonga (RSR) serta dua pihak swasta, yakni Efendy Sahputra alias Asiong (ES) dan Fazar Syahputra alias Abe (FS).

Dan penetapan tersangka itu berawal dari operasi tangkap tangan (OTT) sebagai tindak lanjut atas laporan dan informasi masyarakat soal dugaan korupsi oleh penyelenggara negara, berupa pengondisian pemenangan kontraktor yang mengerjakan proyek pengadaan di Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara.

Kemudian pada Kamis, 11 Januari 2024, tim penyidik KPK mendapatkan informasi telah terjadi penyerahan sejumlah uang secara tunai maupun melalui transfer rekening bank ke salah satu orang kepercayaan EAR.

Atas informasi tersebut, KPK langsung bergerak untuk mengamankan para pihak yang berada di Kabupaten Labuhan Batu. Dalam OTT tersebut, KPK mengamankan uang tunai sekitar Rp 551,5 juta sebagai bagian dari dugaan penerimaan sementara sekitar Rp1,7 miliar.

Tersangka FS dan ES, sebagai pemberi suap, disangkakan melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf atau b atau Pasal 13 Undang-Undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001.

Sementara itu, tersangka EAR dan RSR sebagai penerima suap disangka melanggar Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001.

(Doc.arsip by MTM/DD/email/lind_media, 28290424)

Komentar

Postingan Populer