Terkait Perekonomian, Mayoritas Kepercayaan Publik (Masyarakat) Atas Kenaikan BBM Semakin Sangat Buruk

"Terkait kondisi perekonomian, tingkat indikator presentase hasil survei nasional atas kenaikan BBM menunjukan mayoritas publik (masyarakat) menilai semakin buruk dan bahkan sangat buruk"

Dari hasil survei nasional Indikator Politik menunjukkan mayoritas masyarakat menilai kondisi perekonomian nasional saat ini buruk atau sangat buruk. Penilaian publik ini dilakukan setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi memaparkan, ada 51,7% responden yang mengatakan kondisi ekonomi buruk/sangat buruk. Sedangkan 20,3% mengatakan, bahwa ekonomi nasional baik atau sangat baik, dan 26,7% menyatakan, tidak ada perbedaan dibandingkan sebelumnya. 

"Yang mengatakan buruk, presentasenya memang meningkat setelah kenaikan harga BBM," ujar Burhanuddin dalam paparannya secara daring, Minggu (18/09/22).

Lebih lanjut Burhanuddin mengatakan, jumlah ini meningkat tajam dibandingkan temuan terakhir pada Agustus lalu sebanyak 39,3%. Dari penilaian publik ini terutama karena keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM harus naik.

Sementara itu, hasil survei juga mendapati masyarakat yang tidak setuju kenaikan BBM semakin besar yakni 71,5%. Penolakan ini terutama dari kalangan perempuan usia semakin muda, pendidikan menengah, pendapatan Rp 3,5 juta ke bawah, kelompok pelajar, pegawai, wiraswasta dan ibu rumah tangga, serta orang pedesaan yang tidak puas atas kinerja Presiden, dan pemilih basis Prabowo-Sandi pada Pemilu 2019 yang lalu.

"Termasuk pendukung Pak Jokowi maupun Pak Prabowo tidak setuju, 63,5 persen mereka yang memilih Jokowi-Ma'ruf tidak setuju, tetapi pemilih Prabowo-Sandi lebih besar lagi yang tidak setuju 89,7 persen," ucapnya.

Diketahui, survei nasional Kenaikan Harga BBM Pengalihan Subsidi BBM dan Approval Rating Presiden dilakukan di rentang 5-10 September 2022. Populasi survei adalah warga negara Indonesia berusia 17 tahun atau sudah menikah yang memiliki telepon sekitar 83 persen dari total populasi nasional.

Dari jumlah sampel 1.215 responden dipilih melalui metode random digit dialing (RDD) atau teknik memilih sampel nomor telepon secara acak. Margin of error survei diperkirakan 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara terlatih.

(Doc.arsip by MTM/DD/email/lind_media,180922)

Komentar

Postingan Populer