IMF Lakukan Gerakan Perluasan Pembiayaan Darurat Bagi Negara-Negara Yang Dilanda Lonjakan Harga Pangan Dan Kekurangan Pangan

"Perluasan pembiayaan darurat terhadap negara-negara yang dilanda lonjakan harga pangan dan kekurangan pangan sangatlah positif"

Langkah Dana Moneter Internasional (IMF) dalam melakukan gerakan menuju perluasan pembiayaan darurat untuk negara-negara yang dilanda lonjakan harga pangan dan kekurangan pangan yang dipicu akibat dampak perang di Ukraina, yakni sekitar 20 hingga 30 negara terlihat paling membutuhkan. Hal ini sangatlah positif.

Menurut Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva mengatakan, bahwa anggota dewan eksekutif dana itu "sangat positif" tentang food shock window yang diusulkan ketika mereka bertemu secara informal pada Senin (12/09/22), dan dia berharap mereka akan menyetujuinya untuk memungkinkan pencairan dana dengan cepat.

Dan rencana tersebut, pertama kali dilaporkan oleh Reuters pada Senin (12/09/22), yang akan memungkinkan IMF untuk memberikan tambahan pembiayaan darurat tanpa syarat kepada negara-negara yang dilanda krisis pangan akibat perang Rusia melawan Ukraina dan inflasi global setelah pandemi COVID-19.

"Ada perasaan bahwa itu adalah kebutuhan dan kami memiliki urgensi untuk bertindak," kata Georgieva dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Center for Global Development. 

Adapun yang kami usulkan adalah meningkatkan akses pembiayaan darurat selama satu tahun ke negara-negara yang paling rentan. Dan perubahan itu akan menguntungkan negara-negara pengimpor makanan berpenghasilan rendah yang telah melihat biaya mereka meroket, atau negara lain seperti Ukraina yang ekspornya terhambat oleh perang.

Lebih lanjut Georgieva menambahkan, bahwa program itu akan tersedia bagi negara-negara yang belum memiliki program IMF yang lebih besar, dan memperkirakan bahwa sekitar 50 negara akan memenuhi syarat, di mana 20 hingga 30 negara diperkirakan memiliki kebutuhan terbesar.

Sementara itu juru bicara IMF Gerry Rice menyatakan, bahwa dana (IMF) telah meminjamkan lebih dari 268 miliar dolar AS ke-93 negara sejak awal pandemi dan sedang mempertimbangkan;

"Semua opsi untuk meningkatkan perangkat kami, termasuk untuk membantu negara-negara yang terkena dampak krisis Ukraina."

"Dari diskusi selanjutnya direncanakan dengan dewan eksekutif untuk memastikan persetujuan formal dari perubahan," katanya.

Lalu Rice mengatakan IMF tersebut telah memberikan 27 miliar dolar AS pinjaman kepada 57 negara berpenghasilan rendah, dan terus mendorong negara-negara anggotanya untuk;

"Datang kepada kami lebih awal guna mendapatkan dukungan keuangan yang diperlukan."

Adapun proposal yang dibahas pada Senin (12/09/22) untuk sementara akan meningkatkan batas akses yang ada dan memungkinkan semua negara anggota untuk meminjam hingga 50 persen tambahan dari kuota IMF mereka di bawah Instrumen Pembiayaan Cepat IMF, dengan negara-negara berpenghasilan rendah dapat memanfaatkan Fasilitas Kredit Cepat, sumber yang akrab dari mereka mengatakan.

Dan Georgieva menyatakan dan berharap hal itu akan disetujui pada waktunya untuk pertemuan tahunan IMF pada Oktober, kata mereka.

Perlu diketahui, dari harga pangan sampai sudah dilanda inflasi hingga melonjak di seluruh dunia setelah dimulainya perang Ukraina karena rute pasokan yang diblokir, sanksi dan pembatasan perdagangan lainnya, meskipun kesepakatan yang ditengahi PBB yang memungkinkan dilanjutkan ekspor biji-bijian dari pelabuhan Ukraina telah mulai memudahkan arus perdagangan dan harga yang lebih rendah dalam beberapa minggu terakhir.

(Doc.arsip by MTM/DD/email/lind_media,120922)

Komentar

Postingan Populer