Apresiasi Dan Ekspresi Rakyat Dalam Menyambut HUT RI Merupakan 'Kaca Benggala' Bagi Suatu Bangsa Dan Negara

Bangsa ini akan memasuki sejarah kemerdekaan yang ke-77 Tahun. Dimana dari sejarah tersebut merupakan lahirnya sebuah momentum, dari sekian puluhan tahun bagian nilai-nilai histori sebuah perjuangan melawan penindasan dan penjajahan. Oleh karena itu, tepat pada 17 Agustus 1945 teks proklamasi kemerdekaan dikumandangkan atas nama bangsa Indonesia 'Soekarno-Hatta'. Gemuruh derap suka cita seluruh rakyat Indonesia dari berbagai latar belakang menyambutnya. Dan ini menunjukan nilai jati diri atas semangat rasa jiwa nasionalisme, cinta tanah air, eksistensi kedaulatan dan keutuhan negara.

Adanya peringatan HUT kemerdekaan RI yang diselenggarakan tiap tahun di seluruh pelosok Indonesia. Apresiasi dan ekspresi masyarakat begitu antusias, semarak dan merekat kental dalam peringatan tersebut. Hal ini menunjukan, bahwa apa yang terapresiasikan dan terekspresikan masyarakat; rakyat dalam menyambut HUT RI merupakan sebagai 'Kaca Benggala' bagi suatu bangsa atau Negara. Maka dari itu, kita sebagai pemimpin dan pemegang kedaulatan Negara, tentunya senantiasa dapat sebagai suri tauladan bagi masyarakat; rakyat itui sendiri.

Ditilik dari sejarah perjuangan bangsa ini pasca kemerdekaan, kita tahu bahwa bangsa ini telah mengalami berbagai tantangan, rintangan dan cobaan. Serta juga lini berbagai badai gelombang sebuah perubahan-perubahan, mulai Orla, Orba, Reformasi, dan Transisi-Restorasi.

Sementara dari hal tersebut diatas, pada era reformasi, dimana semenjak turunnya Presiden Suharto dari jabatannya, Indonesia mengalami beberapa kali pergantian pemimpin, mulai dari BJ. Habibie (1998-1999), Abdurahman Wahid (1999-2001), Megawati Soekarno Putri (2001-2004), Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014). Berbagai rintangan, hambatan dan cobaan semakin berat muncul dari berbagai aspek kehidupan. Mulai dari tindak korupsi, terorisme, narkoba, kerusuhan antar golongan, suku dan agama dll. Namun tanpa kita sadari, semua cobaan itu merupakan bentuk “penjajahan” yang harus kita lawan. 

Demikian pula pada saat sekarang ini, dimana perjalanan era reformasi ke era transisi-restrorasi, yakni dibawah pemerintahan Joko Widodo (2014-2022), dimana Indonesia merdeka sudah memasuki 77 Tahun juga masih mengalami hal demikian. Oleh karena itu, Negara ini masih terus berjuang untuk dapat menjadikan kehidupan rakyatnya lebih makmur, adil, damai dan sejahtera.

Maka dari hal tersebut, kita semua diharapkan benar-benar komitmen-konsisten terus melanjutkan perjuangan dan cita-cita para pahlawan. Serta saling bahu membahu, bergotong royong dan bekerja sama dalam segala bidang; aspek kehidupan demi tanah air yang tercinta ini.

Semoga dengan menilik tahapan yang telah dilalui oleh bangsa Indonesia tercinta, dengan rahmat dan ridho Tuhan yang Maha Esa, mata kita dapat lebih terbuka untuk dapat melihat apa saja yang perlu dibenahi. Baik mulai dari diri kita sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar kita.

Disamping itu, telinga kita juga dapat lebih mendengar segala jeritan kekurangan masyarakat kita, sehingga tangan dan kaki kita dapat mengambil tindakan yang tepat untuk ke depannya. Dan juga bisa menghargai dan menjaga atas apa yang telah diperjuangkan para pahlawan demi apa yang kita nikmati saat ini.

Bukankah kita adalah sama dalam satu; bendera, bangsa, bahasa dan tanah air “INDONESIA”.

.Doc.arsip ungahan karya ulang by MTM/Media Network/Jateng

Komentar

Postingan Populer