Kajian Dan Jabaran Generasi Z Dalam Masa Depan, Dampak Dan Tantangan

Dalam kajian seminar nasional yang yang diselenggarakan di UTC Covencenter Hotel Semarang pada Kamis (11/01/24) dengan tema "Gen Z: Pilar Utama Bagi Masa Depan Indonesia Emas 2045 dan Potensi Tantangan di Kawasan Asia Pasifik". 
Dari seminar tersebut diikuti Se-BEM Mahasiswa Jawa Tengah dari berbagai kampus, berjumlah 200 peserta, yang dibuka oleh Pj Gubernur Jateng diwakili Staf khusus, yaitu Prof. Dr Sri Yunanto. 

Seminar nasional ini dipandu moderator, narasumber akademik perguruan maupun praktisi ahli sesuai disiplin bidang keilmuan, yakni:
-Edna Caroline ( Narasumber Jakarta  Navigating Asia-Pacific Geopolitics Through Maritime Cooperation)
-Wijayanto, Ph.D ( Narasumber Dosen HI Undip)
-Ganda Febri K , M.Pd. ( Narasumber Dari Dosen Visip UNNES)
-Dr Teguh Hadi Prayitno, M.M., Hum.,M.H ( Moderator MNCTV)
-Dr Agus Supratikno, M.Th.( Moderator / Dosen UKSW)

Merupakan sebuah cakupan prioritas atas bagian program pemerintah. Oleh karena itu, perlu dikaji dalam jabaran secara luas dan mendalam. 

Perlu untuk diketahui, bahwa Generasi Z (sering disingkat menjadi Gen Z), yang dalam bahasa sehari-hari dikenal sebagai zoomer, adalah kelompok demografis yang menggantikan Generasi Milenial dan sebelum Generasi Alfa. Para peneliti dan media populer menggunakan pertengahan hingga akhir tahun 1990-an sebagai tahun awal kelahiran dan awal tahun 2010-an sebagai tahun akhir kelahiran Gen Z. Hal ini memungkinkan adanya perbedaan di setiap wilayah atau negara atas pengklasifikasian rentang usia masing-masing generasi, salah satu yang menjadi pertimbangan dalam hal ini adalah perkembangan teknologi di setiap negara atau wilayah yang tidak sama, yang akan berpengaruh terhadap pola hidup, mindset, pengalaman, psikologi, dan lain sebagainya pada setiap generasi. Adapun klasifikasi rentang tahun kelahiran Gen Z atau Generasi Z yang digunakan di Indonesia berawal dari tahun 1997–2012 berdasarkan data resmi yang ditetapkan Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada Sensus Penduduk tahun 2020. Sebagian besar anggota Gen Z adalah anak dari Generasi X atau generasi Baby Boomer yang lebih muda

Sebagai generasi sosial, Gen Z mulai tumbuh pertama kecenderungannya dengan akses ke Internet dan teknologi digital portabel sejak usia muda. Meskipun belum melek digital, telah dijuluki "digital native" atau orang-orang yang tumbuh bersamaan dengan reformasi digital. Selain itu, efek negatif dari menghabiskan waktu dengan layar paling terasa terjadi pada remaja, dibandingkan dengan anak-anak yang lebih kecil. Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, Gen Z cenderung hidup lebih lambat dibandingkan pendahulunya ketika mereka seusia;memiliki tingkat kehamilan remaja yang lebih rendah; dan lebih jarang mengonsumsi alkohol (tetapi belum tentu obat psikoaktif lainnya). Remaja Z lebih peduli dibandingkan generasi yang lebih tua terhadap prestasi akademis dan prospek pekerjaan,dan lebih baik dalam menunda kepuasan dibandingkan generasi tahun 1960-an, meskipun ada kekhawatiran sebaliknya. 

Prevalensi sexting di kalangan remaja semakin meningkat; konsekuensi dari hal ini masih kurang dipahami.Selain itu, budaya anak muda menjadi lebih senyap meskipun tidak hilang.

Dan secara global, indikasinya terdapat bukti bahwa rata-rata usia pubertas di kalangan anak perempuan telah jauh menurun dibandingkan abad ke-20. Yang mana sangat berdampak pada kesejahteraan dan masa depan bagi mereka. 

Disamping itu, prevalensi alergi di kalangan remaja dan dewasa muda Gen Z lebih besar dibandingkan populasi umum;terdapat kesadaran dan diagnosis yang lebih besar terhadap kondisi kesehatan mental, dan kurang tidur lebih sering dilaporkan. Serta lebih mungkin didiagnosis menderita disabilitas intelektual dan gangguan kejiwaan dibandingkan generasi yang lebih tua.

Dan diketahui bahwa seluruh dunia Gen Z hampir menghabiskan lebih banyak waktu pada perangkat elektronik dan lebih sedikit waktu untuk membaca buku. 

Dari hal ini dapat berdampak pada rentang perhatian, prestasi akademik hingga kontribusi ekonomi masa depan.
(Doc.arsip by MTM/Jurnalis/lind_media, 110124)

Komentar